Gina Dan Om Om free porn video

This is a FigCaption - special HTML5 tag for Image (like short description, you can remove it)
Angka menunjukkan angka 3 dan pintu lift pun terbuka. Gina keluar dari lift bersama dengan beberapa orang lainnya. Gadis cantik itu langsung bergegas menuju ke kamar yang disebutkan oleh Om Herdi ditelepon tadi. Sesampai di depan pintu kamar bertuliskan nomor 257, Gina mengetuk pintu tersebut beberapa kali namun sama sekali tidak ada jawaban. Begitu ketukan terakhirnya juga tidak mendapat respon, ia mencoba membuka pintu kamar tersebut. Rupanya pintu tersebut tidak terkunci dan gadis cantik itu pun dengan hati-hati masuk ke dalam kamar. Ruangan kamar itu memang terlihat kosong, namun sayup-sayup Gina bisa mendengar suara senandung dari kamar mandi. Agaknya Om Herdi sedang mandi, demikian pikir Gina sehingga akhirnya gadis cantik itu memutuskan untuk duduk di kursi dan menunggu. Tak lama setelah itu pintu kamar mandi terbuka dan muncullah sosok kurus berambut setengah putih. Laki-laki paruh baya yang kini hanya berbalut handuk putih sebatas pinggang itu pun tersenyum melihat Gina yang sedang duduk di kursi.

“Sorry jadi bikin kamu menunggu, sudah lama cantik?”, Om Hendi mendekati Gina sambil tetap melanjutkan mengeringkan rambutnya dengan handuk yang lebih kecil.

“Nggak kok Om, baru aja…”.

Om Herdi lalu meletakkan handuk kecil yang tadi ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya di atas meja. “Om kangen banget sama kamu lo hehehe…”.

Laki-laki paruh baya itu lalu mengangkat tubuh Gina kemudian memeluknya. Ciuman lembut pun menyusul mendarat di bibir mungil Gina. Hanya dalam beberapa hitungan detik ciuman itu sudah berubah menjadi pagutan panas. Walaupun awalnya Gina terlihat agak kaku, namun akhirnya keduanya pun kini sudah terlihat mulai nyaman memainkan lidah mereka. Lidah mereka terus beradu dan membuat mereka saling bertukar liur. Tapi mereka seakan tidak peduli, apalagi Om Herdi yang sudah terlihat begitu bernafsu.

“Oh maafin Om, kok Om jadi bernafsu gini ya?”, ucap Om Herdi selepas pagutan mereka berakhir.

“Nggak… nggak apa-apa kok Om”.

“Kamu mau mandi dulu?”.

“Gina udah mandi kok tadi Om”, sahut Gina singkat. Gina terlihat cukup kaku berada di depan Om Herdi yang kini dalam keadaan hanya terbalut handuk. Kini baru Gina menyadari kalau ternyata laki-laki yang berada dihadapannya tersebut sudah cukup tua untuk layak menjadi ayahnya.

“Pantesan wangi banget tubuhmu, kamu sudah makan cantik?”.

“Sudah Om”.

Sebagai seorang laki-laki berumur, Om Herdi terlihat pandai memainkan suasana. Ia bisa melihat kalau Gina masih terlihat tegang dan kaku, sehingga ia mencoba mencairkan suasana dan membuat sang gadis menjadi lebih rileks. Mencumbui gadis dalam keadaan tegang tentunya tidak akan terasa nikmat, karena itu laki-laki paruh baya itu menyadari akan pentingnya melakukan foreplay sebelum bercinta. Kemudian Om Herdi mengambil telapak tangan kanan Gina dan mulai menciumi jari-jari lentik gadis cantik itu. Ciuman itu terus menjalar naik ke tangan Gina.

“Benar-benar lembut dan wangi, bisa kita mulai sekarang?”.

Gina hanya mengangguk pelan.

Om Herdi kemudian menarik lembut tangan Gina dan mengajaknya berjalan mendekati ranjang. Di depan ranjang laki-laki paruh baya itu memandang tajam ke arah wajah Gina. Disentuhnya pipi gadis cantik itu dan kemudian tangan itu menjalar menyusuri permukaan kulit Gina yang halus. Begitu sampai di leher sang gadis, tangan Om Herdi kemudian berpindah ke bibir untuk kemudian berakhir membelai rambut Gina yang panjang.

“Kamu benar-benar cantik dan mempesona Gin”.

Gina tidak memberikan respon apa-apa. Yang jelas sentuhan Om Herdi tadi cukup membuat sekujur tubuhnya merinding.

“Aaah…”, Gina mendesah pelan ketika Om Herdi kembali memeluk tubuhnya dan mendaratkan pagutan di bibirnya.

Sambil berpagutan panas tangan laki-laki paruh baya itu bergerak lincah membuka resleting jaket Gina. Hanya dalam beberapa detik jaket itu sudah terlepas dan teronggok di atas kursi. Kemudian tangan Om Herdi menuju sasaran berikutnya yaitu tank top pink yang dikenakan Gina. Masih dalam keadaan memagut bibir Gina, tangan laki-laki itu masuk ke dalam tank top dan mulai merabai payudara si gadis cantik. Rupanya bra yang dikenakan Gina hari itu terasa agak tebal sehingga Om Herdi merasa perlu untuk menggeser posisi cup bra tersebut. Setelah usahanya berhasil, kini permukaan telapak tangan Om Herdi bisa merasakan langsung kelembutan dan kepadatan payudara Gina. Si gadis cantik sendiri nampak mulai terangsang akibat pagutan dan remasan yang mendera bibir dan bukit kembarnya.

“Oooh… Om…”, desah Gina pelan ketika Om Herdi sengaja memelintir puting payudaranya di balik tank top.

Kemudian Om Herdi dengan cekatan mengangkat ujung tank top ketat sehingga akhirnya melewati kepala si gadis cantik. Sedetik kemudian tank top pink tersebut sudah teronggok menemani jaket Gina diatas kursi, sehingga kini tubuh atas Gina pun terlihat hanya tertutupi bra berwarna putih yang itupun cupnya sudah tidak lagi pada posisinya yang benar. Bra polos itu ternyata tidak lama melekat di tubuh Gina, karena tangan Om Herdi langsung bergerak menuju kaitannya. Kecekatan jari-jari tangan laki-laki paruh baya itu membuat sepotong pakaian dalam itu dengan mudahnya terlepas. Begitu bra tersebut terlepas, Gina langsung menyilangkan kedua tangannya guna menutupi kedua payudaranya. Walaupun perbuatan itu tidak ada gunanya toh laki-laki paruh baya dihadapannya itu sudah pernah melihat dan merasakan kekenyalannya, namun insting kewanitaan membuat Gina refleks melakukannya.

“Hhhmm… katanya waktu ini 36 A? Yang ini kok 36 B? Hehe…”.

Gina tersipu malu melihat Om Herdi dengan santainya mengacungkan nomor yang tertera pada pakaian dalam yang beberapa saat lalu masih melekat dan menutupi kedua payudaranya.

“Iya kan jadi tambah gede waktu Om sedot terakhir hehe…”, jawab Gina genit.

“Kamu itu benar-benar nakal dan menggemaskan! Om suka banget…”.

“Aaoo… sakit Om!”, Gina berteriak ketika dengan iseng Om Herdi kembali memilin puting kirinya. Agaknya kekakuan Gina di awal tadi kini sudah hilang. Kini gadis cantik itu sudah mampu mengekspresikan daya tarik kewanitaannya.

“Oh terlalu keras ya? Maaf deh , abis kamu tu nafsuin banget sih hehehe…”.

“Oooh… Om…”.

Regina

Tubuh Gina langsung melenguh pasrah ketika dengan rakus Om Herdi melahap buah dada kanannya. Sementara itu payudara kiri sang gadis juga tak lepas dari remasan kuat tangan Om Herdi. Gina memejamkan matanya agar bisa lebih menikmati sensasi geli yang mulai menyerang sekujur tubuhnya. Ia juga menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk menahan desahan akibat kuluman dan sapuan lidah Om Herdi yang menyerang kedua bukit kembarnya secara bergantian. Di permukaan payudara montok nan padat itu pun kini mulai bermunculan bercak-bercak merah ketika bibir laki-laki paruh baya itu menyodot semakin keras. Selain bercak-bercak merah, permukaan kulit halus itu juga sudah terlihat basah terkena air liur.

“Ssrruup… sruuup… sruup…”, suara decakan pertemuan bibir Om Herdi dengan permukaan dada Gina semakin jelas terdengar.

“Aaahh… oooh…”.

Walaupun tengah menikmati permainan lidah Om Herdi, namun Gina tidak lupa untuk ikut mempersiapkan “senjata” laki-laki paruh baya itu agar segera siap tempur. Tangan kanan Gina menyusup ke dalam handuk yang membalut bagian bawah tubuh Om Herdi. Dengan lihai ia membuka gulungan handuk tersebut sehingga kain putih itu melorot turun. Om Herdi nampak terlalu sibuk menikmati kekenyalan payudara sang gadis cantik sampai-sampai tidak menyadari ketelanjangannya saat ini. Jari-jari lentik Gina pun mulai beraksi mengurut dan mengocok batang penis Om Herdi yang nampak sudah menegang. Batang penis yang baru beberapa hari lalu mengobrak-abrik selangkangannya.

“Kamu benar-benar gadis yang sangat cantik Gin”.

Om Herdi menegakkan kembali tubuh Gina dan mencium bibir mungil gadis cantik tersebut.

“Om pasti akan kangen berat sama kamu…”.

“Kangen Gina atau kangen ama yang lain Om? Hehehe…”, Gina tersenyum menggoda. Gen penggoda rupanya memang sudah mengalir di darah Gina, sehingga laki-laki manapun begitu mudah ditaklukkan olehnya. Agaknya Gina sadar kalau kelemahan laki-laki paruh baya seperti tipe Om Herdi ini adalah pada pujian dan godaan nakal. Dengan banyak memuji dan menggoda Gina berharap nantinya Om Herdi lebih royal lagi merogoh koceknya. Dengan begitu ia bisa segera mewujudkan impiannya dari hasil “kerja”nya hari ini. Sungguh sebuah bakat alam yang luar biasa.

“Iya kangen sama kamu dong, juga sama yang ini…”.

“Aaoo… iiih… Om genit…”, Gina mendesah ketika Om Herdi kembali dengan nakal mentoel puting payudaranya.

Tubuh atas Gina yang memang sudah terbuka membuat tangan Om Herdi tak heni-hentinya bergerak usil barang sekedar mencolek, memilin atau merabanya. Sambil tangan kanannya merabai tubuh sintal Gina, tangan kiri Om Herdi mengocok-ngocok batang penisnya sendiri.

“Sekarang buka celana kamu dan sepong kontol Om”.

Gina menurut dan tangannya mulai bergerak membuka resleting celana jeans pendek yang dipakainya.

“Jangan semuanya, tetap pakai celana dalammu!”.

Kembali Gina hanya bisa menurut. Ia yang semula ingin melorotkan celana pendek berikut dengan celana dalam yang dipakainya pun membatalkan niatnya. Entah apa yang ada dipikiran Om Herdi, yang jelas bagi Gina toh segitiga mungil polos berwarna putih itu akan terlepas juga nantinya. Namun sebagai penjual jasa, Gina mengerti benar kalau konsumennya ini adalah raja dan ia harus menurutinya selama ia membayar dengan harga yang setimpal. Setelah meletakkan celana jeansnya di atas kursi, Gina kemudian mengambil posisi berjongkok di hadapan Om Herdi. Gadis cantik itu kemudian mengambil alih batang penis dalam genggaman laki-laki paruh baya tersebut. Berikutnya batang penis itu pun amblas ke dalam mulut mungil Gina.

“Oooh…”, Om Herdi melenguh panjang ketika Gina mulai mengocok batang penisnya dengan menggunakan mulut.

Sesekali Om Herdi memejamkan matanya mungkin menahan rasa nikmat akibat sepongan Gina. Sesekali pula laki-laki paruh baya itu mengelus-ngelus rambut Gina sambil ikut mengocok-ngocok batang penisnya sendiri ke dalam mulut sang gadis cantik. Sedangkan sang gadis cantik terlihat cukup gelagapan dengan kocokan penis tegang di dalam mulutnya dan berusaha untuk tidak tersedak dibuatnya.

“Kita pindah ke kasur yuk cantik…”.

Om Herdi kemudian mengangkat tubuh Gina yang terjongkok dan mengajaknya menuju ranjang. Laki-laki paruh baya itu lebih dahulu berbaring di ranjang, sementara Gina masih berdiri di samping ranjang. Kemudian setelah Om Herdi memposisikan diri duduk di pinggir ranjang ia pun memberi isyarat kepada Gina untuk naik pula ke atas ranjang.

“Sini dong cantik, lanjutkan yang tadi”.

“Iya Om…”.

Gadis cantik itu kemudian naik ke atas ranjang dan merangkak mendekati Om Herdi. Tanpa perlu diperintah lagi, Gina langsung mengambil batang penis laki-laki itu dan mulai mengocoknya kembali dengan jari-jari lentiknya. Kocokan itu lalu berganti menjadi kuluman dan lenguhan-lenguhan kecil pun kembali terdengar keluar dari mulut Om Herdi. Di tengah kuluman dan kocokan Gina, beberapa saat kegiatan itu berhenti karena Om Herdi harus mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja kecil di samping ranjang. Setelah sempat menarik nafas beberapa saat, Gina pun kembali melanjutkan service oralnya.

“Om, jangan direkam dong Gina kan malu”, gadis cantik itu menghentikan kulumannya dan menutupi wajahnya. Rupanya ditengah aktifitasnya tadi Gina baru menyadari kalau Om Herdi telah mengaktifkan kamera ponsel miliknya dan merekam apa yang sedang dilakukannya. Gina kemudian memalingkan kepalanya ketika dengan jail Om Herdi mengarahkan ponsel tersebut ke wajahnya.

“Cuma untuk koleksi pribadi kok cantik hehehe…”.

“Jangan ah Om…”, Gina masih terus berusaha menutupi wajahnya walaupun kini Om Herdi sudah terlihat mengarahkan ponsel ke arah payudaranya.

“Bentar aja kok, ayo dong dilanjutin lagi…”, sambil memegang ponsel dengan tangan kanan, Om Herdi menggunakan tangan kirinya untuk mengacung-acungkan batang penisnya yang sudah semakin tegang.

Walaupun masih kesal dengan perbuatan Om Herdi yang masih asyik memain-mainkan kamera ponselnya, Gina terpaksa mengikuti kemauan laki-laki itu untuk melanjutkan permainan. Gadis cantik itu sadar bagaimanapun Om Herdi saat ini adalah konsumen pengguna jasanya, sehingga selama ia membayar dengan harga yang pantas maka ia memiliki hak untuk melakukan apa yang sedang dilakukannya sekarang. Sambil kembali melanjutkan mengulum penis Om Herdi, Gina berusaha menutupi wajahnya dengan rambut panjangnya. Sementara itu Om Herdi sendiri hanya nampak tersenyum-seyum kecil melihat layar ponselnya yang mengabadikan momen indah serta bagian-bagian tubuh molek Gina.

Tak lama setelah itu Om Herdi mengangkat kepala Gina sehingga kulumannya berhenti. Kemudian laki-laki paruh baya itu meremas-remas kedua payudara Gina dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya sibuk mencari sudut pandang terbaik guna mengabadikan kedua bukit kembar sempurna tersebut. Gina sendiri terlihat sudah cuek dengan tingkah konsumennya tersebut karena baginya mungkin itu hanyalah salah satu bentuk fantasi nakal seorang laki-laki. Yang penting bagi Gina adalah wajahnya tidak ikut terekspos, walaupun tanpa disadarinya kalau tadi Om Herdi beberapa kali sempat secara sembunyi-sembunyi telah merekam wajah cantiknya.

“Oh toketmu ini Gini bener-bener luar biasa montok!”, ucap Om Herdi sambil memainkan puting kanan Gina.

“Aaoo…”, Gina hanya melenguh pelan.

“Ini satu lagi yang Om suka”, kini tangan kiri Om Herdi yang berganti memegang ponsel, karena tangan kanannya kini merambah turun merabai selangkangan Gina. Walaupun daerah sensitif itu masih tertutup celana dalam, namun bahan yang sedemikian tipis membuat permukaan kulit tangan Om Herdi bisa merasakan bulu-bulu halus yang ada di baliknya.

Gina sama sekali tidak protes ketika tangan Om Herdi memegang ujung celana dalamnya dan menariknya turun. Dengan santainya gadis cantik itu hanya merapikan rambut panjangnya sambil melihat ke arah Om Herdi yang sibuk merekam daerah selangkangannya yang semakin terbuka. Kini celana dalam mini putih Gina sudah bertengger di pahanya yang tertekuk. Sementara Om Herdi sendiri mulai nampak sibuk mengelus-elus permukaan lubang vagina sang gadis.

“Rupanya kamu tipe cewek yang cepet basah ya? Hehehe…”.

Gadis cantik itu hanya tersipu malu karena harus diakuinya kalau saat ini lubang vaginanya sudah mulai membanjir. Gina memang memiliki libido yang sangat tinggi, walaupun begitu ia bukan tipe wanita yang mau begitu saja mengobral tubuhnya kepada kekasih-kekasihnya. Mungkin sekedar petting Gina tidak akan keberatan memperlihatkan dan menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati oleh sang kekasih, namun lebih dari itu Gina memiliki batasan dan kriteria sendiri. Terbukti dari sekian banyak laki-laki yang singgah di kehidupan Gina hanya dua kekasihnya yang pernah merasakan kehangatan tubuhnya, tanpa menghitung keberuntungan Om Herdi tentunya.

“Hhmm… sungguh aroma yang memabukkan…”, Om Herdi menghirup dalam-dalam celana dalam Gina begitu kain mungil itu terlepas dari kaki sang gadis.

Gina hanya bisa pasrah melihat kain penutup wilayah kewanitaannya itu dinikmati oleh hidung Om Herdi. Ia tidak terlalu heran melihat tingkah polah konsumennya tersebut, karena pada pertemuan pertama pun pakaian dalamnya mendapatkan perlakuan yang sama. Gadis cantik itu hanya bisa berharap semoga hari ini ia tidak perlu lagi kehilangan sepasang pakaian dalam seperti beberapa hari sebelumnya. Kini kain mungil tipis itu sudah tergeletak rapi di atas ranjang menemani bra miliknya yang sudah terlebih dahulu ada disana.

“Oooh… wanginya masih seperti terakhir Om menciumnya!”, seru Om Herdi setelah mengendus selangkangan sang gadis.

“Uuuhh… Om…”, Gina terlihat bergelinjang pelan ketika Om Herdi menyapukan lidahnya di permukaan lubang vaginanya. Selesai melakukan hal tersebut, laki-laki paruh baya itu mematikan kamera ponselnya dan meletakkannya kembali di atas meja,

“Om… pelan-pelan… sakit!”.

Gina berteriak lirik saat laki-laki paruh baya itu menusukkan jari tengah ke dalam lubang vaginanya. Memang setelah tadi Om Herdi membuka kedua pahanya lebar-lebar sekaligus mengelus-ngelus dan menjilati vaginanya, lubang surga itu terlihat semakin merekah dan basah. Apalagi ketika laki-laki itu mulai mengocok lubang tersebut dengan jari-jarinya kian membuat tubuh sang gadis bergelinjang, sedangkan kedua pahanya terlihat kian mengangkang lebar. Gina sendiri harus menggunakan kedua tangannya sebagai penopang tubuhnya yang terlihat mulai terbakar birahi. Om Herdi sendiri terlihat tersenyum kecil melihat perubahan yang terjadi pada bidadari kecilnya tersebut. Kini sang bidadari kecil sudah terkukung dalam dekapan nafsu yang panas.

“Oooh… ooohh…aaakh…”, desahan pelan terus terdengar keluar dari mulut Gina. Lenguhan juga kerap terdengar apabila Om Herdi terlalu keras menghujamkan jari-jarinya.

“Makin basah nih cantik hehehe…”, goda Om Herdi sambil terus menghujam-hujamkan jari-jarinya.

“I… iya Om… oooh…”.

“Udah pengen kontol nih kayaknya?”.

“I… iya Om…”.

“Mau kontolnya Om nggak? Hehe…”.

“Mau Om…”.

“Bener?”.

“Bener Om… aaah…”.

“Kalau gitu masukin dong kontolnya Om terus digoyang”.

Setelah berkata demikian Om Herdi membaringkan tubuhnya di ranjang. Gina sendiri nampaknya mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh laki-laki paruh baya tersebut. Dengan berlahan Gina mengangkat tubuhnya dan berdiri mengangkang diatas tubuh Om Herdi. Kemudian dengan berlahan pula gadis cantik itu mengambil posisi berjongkok. Dengan menggunakan tangan kirinya Gina mengambil batang penis Om Herdi dan mulai mengarahkan ke lubang vaginanya, sedangkan tangan kanan ia gunakan sebagai penumpu.

“Aaaakkhh…!!!”.

Keduanya berteriak hampir berbarengan ketika Gina menurunkan pantatnya sehingga batang penis Om Herdi menghujam ke dalam lubang vaginanya. Cukup lama Gina membiarkan batang penis itu membenam di dalam vaginanya, agaknya gadis cantik itu memang menyukai ukuran penis Om Herdi yang besar dan berurat. Mungkin Gina merasa jika dibandingkan dengan penis milik kekasihnya, penis Om Herdi ini seakan-akan mampu memaksa lubang vaginanya terbuka lebih lebar. Gadis cantik itu lalu menumpukan kedua tangannya di dada Om Herdi dan mulai menggoyangkan pinggulnya.

“Oooh… gila Gin… memekmu… aaaahh…!!”, Om Herdi merancau hebat. Jepitan dinding vagina gadis cantik itu terasa menjepit kuat batang penisnya.

“Oooh… Oooh… Oooh…”, Gina pun mendesah tak kalah hebat. Penis kokoh Om Herdi terasa begitu liar mengaduk-ngaduk lubang vaginanya ketika ia bergoyang.

Dalam posisi woman on top seperti ini Gina nampak benar-benar bisa menguasai permainan. Ia terlihat mampu memaksimalkan jepitan lubang vaginanya demi memberikan kepuasan dan kenikmatan bagi pelanggannya tersebut. Walaupun ini adalah baru kali kedua ia menjual diri, namun gadis cantik itu terlihat sudah sangat berpengalaman memuaskan laki-laki langganannya di atas ranjang. Selain ia sendiri memang sangat menikmati adukan penis Om Herdi di dalam vaginannya, sehingga ia sama sekali tidak perlu berpura-pura untuk mengekspresikannya.

“Om suka nggak?”, Gina tersenyum melihat ekspresi wajah Om Herdi yang terlihat merem-melek penuh kenikmatan.

“Su… suka banget cantik… goyang terus sayang… goyang terus!”.

Gina semakin mengencangkan goyangannya. Pinggul ramping gina terlihat begitu lincah bergoyang di atas tubuh Om Herdi. Goyangan itu terus berlangsung sampai akhirnya Om Herdi menghentikannya. Laki-laki paruh baya itu membalikkan tubuhnya sehingga kini Gina-lah yang terbaring di atas ranjang. Kemudian Om Herdi ikut berbaring di sampingnya samping mengelus-elus rambut dan wajah gadis cantik itu.

“Cantik, Om boleh nanya nggak?”.

“Nanya apa Om?”.

“Kamu pernah ngelakuin anal nggak ama pacar kamu?”.

“Blom Om…”.

“Artinya pantat kamu masih perawan dong?”.

Gina tidak menjawab. Ia agaknya tahu arah pembicaraan Om Herdi ini. Sebuah pembicaraan yang membuat bulu kuduknya berdiri.

Karena tidak mendapatkan jawaban, Om Herdi kembali melanjutkan kata-katanya, “Kenapa? Kamu tidak suka anal ya cantik?”.

Gina kembali tidak menjawab. Gadis canik itu terlihat bingung harus memberikan jawaban apa. Namun beberapa saat kemudian ia terpaksa harus menganggukkan kepalanya pelan.

“Takut sakit ya?”.

Anggukan kepala kembali menjadi jawaban Gina.

“Bagaimana kalau Om tambahin bayaran kamu dua kali lipat, kamu mau nggak ngasi Om buat nyoba lubang kamu yang satu itu?”.

Gina tetap belum bisa memberikan jawaban. Tidak terbayang dalam benaknya akan membiarkan sebuah penis menghujam ke dalam lubang duburnya. Bagaimanapun menurutnya persetubuhan melalui lubang dubur bukanlah sebuah persetubuhan normal.

“Bagaimana kalau tiga kali lipat? Kamu mau?”, lanjut Om Herdi karena melihat Gina yang masih diam membisu.

“Ti… tiga kali lipat Om?”, akhirnya kata-kata meluncur juga keluar dari mulut Gina.

“Iya tiga kali lipat, bagaimana?”.

Kembali Gina terdiam. Kalau benar Om Herdi membayarnya tiga kali lipat dari tarif yang dibayarkannya beberapa hari lalu, maka keinginannya untuk memiliki ponsel baru akan segera terwujud. Bahkan jumlah itu akan sangat berlebih sehingga mungkin ia tidak perlu untuk menjual diri lagi. Namun sejumlah uang itu tentu harus dibayarnya dengan memenuhi permintaan Om Herdi tadi. Sebuah permintaan yang begitu berat untuk dipenuhi. Permintaan yang tak pernah ia bayangkan untuk lakukan sebelumnya. Membiarkan sebuah penis menghujam ke dalam lubang duburnya juga tentu berarti merelakan keperawanan terakhirnya yang masih tersisa.

“Om tidak akan memaksa kamu cantik, kalau kamu tidak mau juga tidak apa-apa kok?”, ucap Om Herdi penuh kebapakan sambil membelai rambut panjang Gina.

“Gin… Gina mau kok Om…”.

“Oh… kamu yakin?”, Om Herdi tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

Gina tidak menjawab. Ia hanya menganggukkan kepalanya.

Om Herdi kemudian beranjak turun dari ranjang dan berjalan menuju lemari pakaian. Gina hanya bisa menatap ke arah laki-laki tersebut dan bertanya-tanya apa gerangan yang akan dilakukannya. Tak lama terlihat kalau laki-laki itu mengambil sebuah botol kecil yang entah apa isi didalamnya. Masih dalam keadaan telanjang bulat dan dengan batang penis mengacung tegak, Om Herdi kembali berjalan menuju ranjang. Sejenak ia tersenyum ke arah Gina. Laki-laki itu terlihat begitu terpesona melihat keadaan Gina yang terbaring bugil di atas ranjang. Ia pun kemudian beranjak naik ke atas ranjang.

“Ayo kita mulai cantik hehehe”.

Om Herdi membaringkan kembali tubuh Gina di ranjang. Gadis cantik itu sendiri hanya bisa pasrah karena toh ia tadi sudah memberikan persetujuannya. Kini ia hanya bisa berharap semuanya berjalan cepat dan tidak menyakitkan. Tanpa dikehendaki Gina, kini tubuhnya secara refleks terasa bergidik hebat. Om Herdi kini kembali membuka lebar kedua paha Gina.

“Ini Om oleskan biar nanti nggak kerasa sakit”, Om Herdi menuangkan isi botol kecil tersebut ke tangan kirinya. “Ini adalah pelumas, nggak bakal memberikan efek apa-apa kok”, sambungnya lagi. Dengan berlahan laki-laki itu kemudian mengoleskan cairan itu di selangkangan Gina berikut dengan pantat dan lubang duburnya.

“Sssshh…”, Gina mendesah pelan. Ia merasakan rasa dingin yang sangat menyengat ketika cairan kental itu menyentuh permukaan selangkangannya.

“Tahan sebentar ya, Om bakal masukin cairan ini sedikit ke dalam…”.

“Aaakkhh… Om…”.

Segera setelah itu Gina merasakan jari Om Herdi menyeruak masuk ke dalam lubang pantatnya. Rasa dingin bercampur sedikit rasa sakit kian terasa begitu kuat ketika jari tangan tersebut bergerak berputar-putar. Desahan-desahan pelan terus terdengar keluar dari mulut Gina.

“OK sudah, sekarang siap-siap, mungkin ini akan terasa sedikit sakit di awal”.

“Pelan-pelan Om…”, desah Gina.

“Iya cantik…”.

Tak lama Gina bisa merasakan ujung penis Om Herdi mulai menggesek-gesek permukaan pantatnya. Lalu ujung penis itu kemudian dirasakannya mulai menari-nari di permukaan lubang duburnya. Gina memejamkan matanya dan menggenggam sprei ranjang kuat-kuat. Gadis cantik itu seakan-akan tahu kalau sebentar lagi rasa sakit yang teramat sangat pasti akan menyerang sekujur tubuhnya. Dan…

“Aaaaakkkhhh…!!!”.

Teriakan kencang memenuhi seluruh penjuru ruangan ketika batang penis Om Herdi telah sepenuhnya terbenam di dalam lubang dubur Gina. Detik itu juga gadis cantik itu merasakan rasa perih menyerang seluruh simpul syarafnya secara simultan. Rasa perih ini bahkan melebihi rasa perih ketika ia diperawani dulu. Gina seakan merasakan lubang pantatnya membuka dengan paksa akibat batang besar yang kini bersarang di dalamnya. Ia merasakan lubang pembuangannya tersebut seakan-akan robek dengan paksa.

“Aaaakkh… Om… aaakkh… sakiiit…”.

“Ditahan sayang…!”.

Om Herdi mulai mengocok batang penisnya, sehingga permukaan batang penisnya kini mulai bergesekan dengan permukaan lubang dubur Gina.

“Om…!!”, lenguh Gina. Tubuh gadis cantik itu bergelinjang hebat menahan rasa perih yang semakin menjadi mendera lubang pantatnya. Cengkeraman tangan Gina terlihat semakin kuat meremas sprei. Kocokan penis Om Herdi yang semakin kencang di lubang duburnya benar-benar menguras tenaganya. Tenaga untuk berteriak, tenaga untuk menahan sakit dan tenaga untuk bertahan tetap tersadar. Bagaimanapun semua ini adalah hal yang baru bagi Gina dan hal baru terkadang memang sedikit menyakitkan di awal, namun untuk kali ini rasa sakit sepertinya tidak akan hilang dalam jangka waktu dekat.

“Aaakkh… ooohh… aaakkh…!!”.

“Oh Gin, sempit banget…!!”.

“Om… sa… sakit…!!”, tubuh Gina semakin bergelinjang hebat. Mata gadis cantik itu terpejam dan beberapa bulir air mata terlihat mengalir dari ujung matanya.

Bertolak belakang dengan keadaan Gina, Om Herdi terlihat begitu menikmati kocokannya ke dalam dubur gadis cantik tersebut. Bagaimana tidak, pantat sang gadis yang beberapa saat lalu masih original tentunya terasa begitu keset dan sempit. Sebenarnya vagina Gina juga memberikan sensasi kenikmatan yang tak kalah luar biasa, namun sebagai seorang petualang cinta Om Herdi tentunya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Menikmati dubur perawan seorang remaja yang cantik jelita. Jauh di dalam hati Om Herdi ia sangat bangga menjadi laki-laki pertama yang menikmati kenikmatan lubang “alternatif” milik Gina.

“Oooh… seket banget pantat lu perek!! Nggak sia-sia gue ngeluarin duit banyak!!”.

Kata-kata umpatan mulai keluar dari mulut Om Herdi. Seperti pertemuan pertama, kata-kata umpatan dan makian itu adalah tanda birahi sang laki-laki mulai meninggi. Gina sendiri sudah tidak mampu lagi memperhatikan kata-kata umpatan tersebut. Bahkan ia sudah tidak mampu lagi menelaah apa yang sedang terjadi. Yang ada padanya kini hanyalah rasa sakit dan perjuangan untuk tetap tersadar.

“Aaakkh… ooohh… aaakkh…!!”.

“Aaakkh… ooohh… aaakkh…!!”.

Cukup lama Om Herdi memompa dubur Gina sebelum akhirnya laki-laki itu menarik batang penisnya. Namun belum sempat Gina menarik nafas lega, Om Herdi dengan cepat membalikkan tubuhnya hingga tertelungkup. Dengan cepat Om Herdi kembali menghujamkan batang penisnya ke dalam pantat Gina. Kali ini laki-laki paruh baya itu terlihat menindih tubuh telungkup Gina sambil terus menyetubuhinya dengan ganas. Ia terlihat sama sekali tidak peduli dengan keadaan Gina yang sudah terlihat lemah tanpa tenaga.

“Rasain nih lonte!! Gue obrak-abrik pantat lu!!”

“Aaakkh… aaakhh…”, teriakan Gina yang semula kencang kini terdengar lebih menyerupai rintihan. Gadis cantik itu seakan-akan tidak mampu lagi untuk berteriak. Tenaganya sudah terlalu lemah untuk mengekspresikan rasa sakitnya. Kini yang bisa ia lakukan hanya pasrah menerima lesakan demi lesakan kasar penis Om Herdi di duburnya.

“Oooh… gila… gila banget… ooohh…”, rancau Om Herdi.

“Oooh… ooh… ooohh…!!”.

“Oooh… ooh… ooohh…!!”.

Rancauan, teriakan dan desahan penuh kenikmatan dari Om Herdi terus terdengar memenuhi penjuru kamar, menandakan sebentar lagi ia akan mencapai puncak tertinggi. Sedangkan Gina masih terlihat tergeletak pasrah. Walaupun rasa sakit sudah mulai berkurang dirasakannya, namun ia sama sekali tidak terlihat menikmati persetubuhannya kali ini. Pikiran yang menerawang entah kemana ditambah dengan pandangan yang mulai berkunang-kunang membuat ia tidak mampu merasakan apa-apa lagi. Ia terlihat seperti boneka yang pasrah menerima perlakuan apa pun dari pemiliknya. Hal ini jelas sekali berbeda dengan yang dirasakan Om Herdi saat ini.

“Oooh… gue nyampe nih!! Gila jepitannya pantat lu perek!!”

“Aaaahh… nikmat banget!!!”.

“Jleeep… jleeeep… jllleeep…!!”, Om Herdi semakin kencang menggenjot lubang pantat Gina. Hal ini membuat tubuh mereka berdua berguncang-guncang hebat di atas ranjang. Kondisi ranjang pun sudah tidak karuan lagi karena cengkraman tangan Gina membuat kondisi kain spreinya menjadi amburadul.

“Aaaahh…. ooohhh….”, lenguhan panjang terdengar keluar dari mulut Om Herdi. Kepala laki-laki itu terlihat mendongak dengan mata terpejam. Terlihat sekali ekspresi kepuasan terpancang dari wajah tuanya.

“Crooott… crooot… crooot…!!”.

“Crooott… crooot… crooot…!!”.

Sementara itu seiring lenguhan panjang Om Herdi, cairan spermanya menyembur kencang ke dalam lubang dubur Gina. Walaupun dalam keadaan lemas, Gina bisa merasakan kalau cairan yang menyembur sangatlah banyak dan deras. Mungkin Om Herdi benar-benar merasakan kepuasan maksimal sehingga mencapai klimaks yang luar biasa. Walaupun semburan terakhir sudah selesai dikeluarkan, namun Om Herdi nampak enggan menarik batang penisnya sehingga batang tegang itu mengendur di dalam lubang dubur Gina. Setelah batang penisnya mengecil barulah laki-laki paruh baya itu menggulingkan tubuhnya dari atas tubuh Gina. Nafasnya terlihat memburu ketika tubuhnya terlentang di atas ranjang. Sedangkan tubuh Gina masih terlihat tergolek lemah seperti tadi tanpa ada gerakan sama sekali. Hanya sisa cairan kental berwarna putih yang terlihat sedikit meleleh keluar dari lubang duburnya.

“Hooos… hooos… hoos…”, nafas Om Herdi yang sudah mulai teratur terdengar mengisi kesunyian ruangan kamar. Selain itu hampir tidak terdengar suara apa-apa lagi. Kesunyian itu pun pecah ketika terdengar suara ketukan dari luar pintu.

“Took… took… took…”.

Mendengar suara ketukan itu dengan agak berat Om Herdi mengangkat tubuhnya dan mencoba beranjak menuruni ranjang.

“Took… took… took…”.

Ketukan kedua terdengar setelah Om Herdi sudah berhasil berdiri di pinggir ranjang. Senyuman kecil tersungging di bibir laki-laki itu melihat tubuh bugil Gina di atas ranjang, sebuah tubuh yang begitu indah dan sempurna. Om Herdi kemudian mengambil sebuah kimono putih dari atas kursi dan memakainya guna menutupi ketelanjangannya. Laki-laki itu kemudian berjalan pelan menuju pintu.

Ketika pintu dibuka ternyata di balik pintu berdiri seorang laki-laki bertubuh pendek. Laki-laki itu juga terlihat sudah cukup berumur bahkan terlihat sedikit lebih tua jika dibandingkan dengan Om Herdi. Hanya saja rambutnya belum memutih seperti rambut Om Herdi. Laki-laki itu adalah Maman, sopir Om Herdi. Maman berasal dari kampung dimana Om Herdi berasal. Karena laki-laki itu sempat diberhentikan dari tempat kerjanya sebagai sopir truk, maka Om Herdi mengajaknya bekerja di kota. Sudah hampir dua tahun laki-laki tua itu mengabdi kepada Om Herdi sebagai sopir pribadi.

“Ada apa Man?”.

“Nggak apa-apa sih bos, cuma mau ngingetin kalo sebelum ke bandara bos masih harus mampir dulu ke kantor Pak Joko, jadi sepertinya bos harus segera berangkat kalau tidak mau ketinggalan pesawat”.

“Oh hampir gue lupa, ya sudah kalau begitu gue mandi dulu habis itu kita langsung check out”.

Maman terlihat tidak terlalu berkonsentrasi mendengar perkataan bosnya tersebut. Matanya terlihat menatap nanar ke arah tubuh Gina yang tergolek di atas ranjang. Matanya bisa melihat bagaimana mulusnya kedua paha dan bagaimana montoknya pantat gadis cantik tersebut. Terlihat begitu segar dan menggiurkan. Ketika pertama kali diminta untuk berbicara dengan Gina, Maman memang sudah terpesona dengan kecantikan gadis remaja tersebut. Ia benar-benar memuji selera bosnya saat itu. Terlihat untuk sesaat laki-laki tua itu menelan ludahnya.

“Eehhemm…!”.

Deheman Om Herdi seketika itu pula memecahkan pikiran mesum Maman.

“Eh… maaf bos, kenapa tadi?”.

“Makanya jangan ngelanjor mulu! Netes tuh liur hahaha…”.

“Ah bos bisa aja, siapa coba yang nggak ngiler liat yang bening-bening kayak gituan hehehe…”, wajah Maman terlihat memerah menahan malu. Ia terlihat cukup kagok dipergoki seperti itu. Sambil menggaruk-garuk kepalanya ia hanya bisa cengengesan.

“Lu mau tu cewek?”.

“Kalo dikasi yang jelas maulah bos, saya kan masih normal hehehe…”.

“Ya udah, lu garap aja dulu tuh sambil nunggu gue mandi”.

“Serius bos?”, mata Maman terbelalak mendengar perkataan Om Herdi tadi.

“Seriuslah, lu mau nggak?”.

“Mau bos… mau banget…!”.

Memang hubungan antara Om Herdi dengan sopirnya Maman sudah sangat dekat. Maka tak heran kalau mereka berdua saling menyapa dengan sapaan santai “lu gue”, walaupun hubungan mereka adalah atasan dan bawahan. Apapun kebiasaan Om Herdi sudah diketahui oleh Maman, termasuk hobby bosnya ini mem-booking gadis-gadis cantik, namun baru kali ini ia ditawari untuk menikmati tubuh salah satu gadis bookingan bosnya tersebut. Ini pastilah hari keberuntungan Maman.

“Tapi inget, kejadian ini jangan sampai lu bocorin ke nyonya, OK?”.

“Iyalah bos, kapan sih saya pernah ngecewain bos hehehe…”.

“Ya udah sana, inget jangan lama-lama, abis gue mandi kita langsung berangkat”.

Senyum sumringah langsung terpancar di wajah tua Maman. Setelah bosnya beranjak menuju kamar mandi Maman pun masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan menguncinya. Ekspresi mesum tergambar jelas pula di wajah Maman. Ia kini terlihat seperti seekor serigala yang melihat seekor domba yang siap di santap. Tak lama setelah terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi bergegas Maman membuka seluruh pakaiannya hingga bugil. Terlihat batang penis laki-laki itu sudah mengacung tegak. Mungkin sejak di pintu tadi nafsu birahi Maman sudah bergelora melihat tubuh Gina yang tergolek di ranjang.

“Mimpi apa gue semalem hehehe…”, dalam hati Maman bergumam.

Dengan berlahan laki-laki tua itu mendekati ranjang dan mulai naik ke atas ranjang. Sama sekali tidak ada gerakan dari Gina walaupun Maman mulai merabai paha dan kakinya yang jenjang.

“Busyet! Mulus banget nih cewek…”, kembali Maman berguman dalam hati.

Tangan Maman terus merabai tubuh polos Gina. Kini tangannya mulai meremas-remas bongkahan pantat sang gadis. Laki-laki tua itu bisa melihat cairan sperma masih sedikit menetes dari lubang pantat Gina. Ia pun tersenyum dan bisa memperkirakan apa yang bosnya lakukan tadi terhadap gadis cantik di hadapannya itu. Kemudian dengan perlahan Maman membalikkan tubuh Gina. Mata gadis cantik itu nampak terpejam dan masih belum ada tanda-tanda perlawanan darinya, padahal kini dengan nakal tangan Maman sudah mulai beraksi meremas-remas payudara montok berikut dengan putingnya. Kembali Maman tersenyum melihat bercak-bercak merah di permukaan bukit kembar Gina.

“Oohh…”, Maman mendesah pelan sambil mengocok-ngocok batang penisnya sendiri saat tangan kanannya mendarat di bulu-bulu selangkangan Gina. Sadar kalau waktunya tidak banyak, dengan segera saja Maman menindih tubuh Gina dan mulai mencium dan mengulum kedua payudara milik sang gadis.

“Sruuup… srruuup… ssruup…”.

“Aaakkh…!!”.

Gina berteriak cukup keras karena merasakan sakit di puting payudara kanannya. Rupanya Maman tadi sempat terlalu keras menggigit putingnya sehingga membuat kesadaran Gina langsung bangkit. Dengan segera gadis cantik itu membuka matanya dan saat itu pulalah ia menyadari kalau laki-laki yang kini berada diatas tubuhnya bukanlah Om Herdi.

“Lepasin… lepasin gue…!!”.

“Tenang Non… saya sudah dapet ijin kok ngentotin Non hahaha…”.

“Jangan… jangan… tidak…!!”.

“Jangan ngelawan Non, nanti malah rugi sendiri… dikasi enak kok malah ngamuk hahaha…”.

Gina meronta-meronta dengan segala tenaga yang masih tersisa di tubuhnya. Namun nampaknya usahanya itu sia-sia belaka karena Maman terlalu kuat untuk ia lawan. Walaupun sudah cukup berumur agaknya gairah yang sudah terlanjur memuncak membuat tenaga Maman menjadi berlipat-lipat untuk menahan tubuh Gina yang terus meronta dan menendang-nendang. Malah kini dengan kasar Maman membuka dan mengangkat kedua kaki Gina ke atas pundaknya. Tanpa peringatan apa-apa langsung saja laki-laki tua itu menghujamkan batang penisnya ke dalam vagina sang gadis cantik.

“Aaaakkkh…!!”.

Kembali Gina hanya bisa berteriak lantang. Belum hilang rasa perih pada lubang duburnya, kini sebuah penis besar menghujam deras ke dalam lubang vaginanya tanpa pemanasan. Lubang surga itu masih dalam keadaan kering ketika Maman mulai menggenjotnya dengan ganas. Gina pun tidak bisa melawan lagi karena kini tenaganya sudah benar-benar habis. Yang kini ia bisa lakukan hanya pasrah menahan rasa sakit ketika batang penis milik Maman mengoyak-ngoyak vaginanya.

“Oooh… memek perek kayak Non ternyata masih keset banget ya! Nggak nyangka ooohh…!”, teriak Maman di tengah genjotannya.

“Aduh… sakit! Aaakkh…”.

Kepala Gina nampak menggeleng-geleng dan tubuhnya pun terus bergelinjang. Hari ini agaknya benar-benar adalah hari sial bagi Gina karena selain kekacauan yang dialaminya di sekolah, kini ia harus mengalami dua kali persetubuhan yang sama sekali tidak bisa ia nikmati. Kini sudah dua penis mengisi kedua lubang miliknya, namun tak satupun yang memberikannya kenikmatan. Yang ada hanya rasa sakit yang begitu menyiksa. Walaupun begitu paling tidak Gina bisa bersyukur laki-laki yang kini menyetubuhinya ini tidak lagi mengoyak lubang duburnya yang masih terasa sakit. Hari ini Gina lebih merasa sedang diperkosa ketimbang sedang disetubuhi. Sama sekali dalam hidupnya ia tidak pernah disetubuhi dengan cara sekasar ini.

“Ooooh… memek ABG memang legit! Ooohh… enak tenan!!”, Maman terus menggenjot vagina gadis cantik tersebut, malah kini dengan kecepatan yang terhitung cukup keterlaluan.

“Aaahh…. Aaahh…. oooh….”.

“Oooohh… oooh…. ooohh….”.

Desahan, lenguhan dan teriakan kembali memenuhi seluruh ruangan kamar. Bedanya, kalau teriakan Maman adalah teriakan penuh kenikmatan dan nafsu, sedangkan teriakan Gina adalah teriakan penuh siksaan dan keterpaksaan.

Beberapa menit sudah lubang vagina Gina tergenjot dengan ganas. Cairan cinta mulai terlihat membasahi lubang surga tersebut. Sungguh aneh! Berlahan rasa sakit dan perih yang semula dirasakan Gina kini mulai berganti menjadi rasa nikmat yang luar biasa. Cara Maman menyetubuhinya dengan kasar kini seakan-akan membawa sensasi luar biasa bagi Gina. Syaraf-syaraf otaknya benar-benar menikmati sensasi “perkosaan” ini. Mendadak tenaga yang semula habis kini muncul kembali untuk berteriak, bergelinjang dan bergoyang. Kini teriakan kedua insan berbeda dunia itu mulai terdengar seirama. Teriakan penuh kenikmatan dan gelora birahi.

“Ooohh… perek tetep aja perek! Sok jual mahal diawal tapi ujung-ujungnya konak juga hahaha…”, ucap Maman melihat perubahan ekspresi Gina.

“Ooooh… oooh….”.

“Enak kan kontol gue perek kecil? Hahaha…”.

Tanpa disadari oleh Maman maupun Gina, ternyata Om Herdi sudah keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan kimono. Laki-laki paruh baya itu hanya tersenyum kecil melihat sopirnya tersebut menggenjoti Gina dengan penuh semangat.

“Gimana Man, mantap kan jepitannya? Hehehe…”.

“Iya Bos, mantep surantep banget! Maknyus pisan…”.

Dengan santainya Om Herdi kemudian beranjak menuju lemari pakaiannya dan mulai mengambil satu persatu pakaian yang akan dia kenakan. Laki-laki itu bertingkah seolah-olah di atas ranjang tidak terjadi apa-apa, padahal jelas-jelas suara teriakan Maman dan Gina terdengar begitu keras di seluruh penjuru kamar.

“Ayo Non… teriak yang keras, biar gue jadi makin semangat hehehe…”.

“Aaahhh… Pak….”.

“Kenapa perek? Nggak kuat? Nggak kuat nahan kontol gede gue? Hehehe…”, kata-kata Maman penuh dengan ejekan dan hujatan. Namun anehnya kata-kata itu membuat Gina semakin bergairah. Entah akal sehatnya sudah benar-benar hilang atau memang kini dirinya sudah menjelma menjadi seorang gadis yang haus seks.

“Ooooh… tidak… aaaaaakkkh….!!”.

Tubuh Gina melengkung naik. Mulutnya terbuka lebar dan terdengar teriakan panjang. Rupanya gadis cantik itu mencapai orgasme berkat permainan kasar dan ganas Maman. Sebuah orgasme yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Gina sendiri tidak tahu kenapa seorang laki-laki rendahan seperti Maman bisa memberikannya orgasme yang sedemikian dasyat.

“Wih… ngencret juga nih si Non hahaha…”.

Dengan segera Maman mempercepat genjotannya. Ia memang tadi sempat melirik ke arah bosnya yang terlihat sudah selesai mengenakan pakaiannya. Artinya waktunya sudah semakin menipis. Kembali dengan ganas Maman memompa vagina gadis cantik itu tanpa memperdulikan kalau Gina kini sudah kembali tergeletak pasrah.

“Oooohh… Oooohhh… Oooohh….!!”.

“Aaaaakkh….!!!”, akhirnya beberapa menit kemudian lenguhan panjang terdengar keluar dari mulut Maman. Jepitan lubang surga Gina membuat Maman terlena sehingga tak sempat menarik keluar batang penisnya.

“Crooot… croooot… croooot….!!”.

Semburan cairan putih pun menyembur deras ke dalam lubang vagina Gina. Setelah beberapa semburan barulah Maman bisa menarik batang penisnya sehingga sisa cairan putih itu mendarat deras di perut dan dada Gina. Setelah semprotan terakhir Maman mengoles-oleskan ujung penisnya di paha Gina guna membersihkan sisa sperma yang ada. Setelah itu dengan segera ia turun dari ranjang dan membiarkan Gina tergolek dengan tubuh belepotan penuh cairan sperma.

“Gimana? Puas lu?”.

“Puas banget bos hehehe…”.

Same as gina dan om om Videos

3 years ago
  • 0
  • 12
  • 0

Gina The Loving Naive Wife Pt1

It was 20:00 on Friday night, Gina was just returning home from another long shift at the hospital. “I hope he’s done something today.” She thought to herself as she approached the front door. Gina was referring to her husband Alex, he’d been signed off work for the best part of the last 6 months with depression. Gina had done everything she could think of to help. She had helped him find a good counsellor, tried to keep him active where possible and always made herself available should he...

3 years ago
  • 0
  • 18
  • 0

Gina Wears White From Bridesmaid to Bride

Gina Wears White: From Bridesmaid to Bride By Janis Elizabeth Chapter 1 I called home during the middle of my honeymoon to make sure that everyone was all right. My new husband understood this and sat and read while I made the call. Mom answered and we chatted for a few minutes. She then mentioned that my brother Gene, or rather my new little sister Gina, seemed like a different person since the wedding. She said that with Gina's presence openly acknowledged Gene had seemed...

3 years ago
  • 0
  • 14
  • 0

Gina and Janet Go To The Drive In

Introduction: Chapter 19 Gina goes to the drive in with us. I last left you with having met Johns cousin Gina from Italy. She was as tasty as her mother DeRonda was. DeRonda had thrown a little party for her mostly to announce her engagement to a man back over in Italy. That and Gina wanted to check me out as well. I was so worry about her especially after finding out that her and John used to be close. However, I had nothing to worry about from Gina. The four of us ran around doing all types...

2 years ago
  • 0
  • 10
  • 0

Gina and Janet Go To The Drive In

The four of us ran around doing all types of stuff. We went to amusement parks, to New York City shopping and we spent a lot of time out at the lake. Where we fished and went water skiing. The fun lasted until the first part of August at least for John. He had to start football camp that first week so we did not see much of him through the day as he had practice in the morning then again in the afternoon. About two weeks into football, camp Gina and I decided to go check him out at...

2 years ago
  • 0
  • 11
  • 0

Gina 2

Introduction: Married woman cheats with neighbor. Oral, Humil, ass play. bond. exhib Gina 2 In the first part Gina was introduced as the wife across the street. Her husband Dan Gilbert was a small man that left his wife for a Boys Only weekend in Las Vegas. Gina called me after I offered to help her while her husband was gone. I learned she gets off on dirty degrading talk and later her chest size (which she was ashamed of and hid all she could) was 36E. She invited me over and I ended up...

3 years ago
  • 0
  • 15
  • 0

Gina 2

In the first part Gina was introduced as the wife across the street. Her husband Dan Gilbert was a small man that left his wife for a ‘Boys Only’ weekend in Las Vegas. Gina called me after I offered to help her while her husband was gone. I learned she gets off on dirty degrading talk and later her chest size (which she was ashamed of and hid all she could) was 36E. She invited me over and I ended up tying her up, spanking her and fucking her everywhere like a dirty little whore; which she...

2 years ago
  • 0
  • 13
  • 0

Gina The Loving Naive Wife Part 2

Gina The Loving Naive Wife Part 2The following morning Gina woke up before Alex, he looked happy in his sleep and Gina knew she had finally made a breakthrough to help her husband. She leaned over to kiss him good morning and brushed her hair to side of her face. At least she tried but it was stuck in place. She tried to run her hands through her hair, but she was met by lots of matted hair stuck together with cum. “I better jump in the shower honey,” she said as she kissed Alex’s cheek. He...

2 years ago
  • 0
  • 9
  • 0

Gina The Loving Naive Wife Pt 2

“I better jump in the shower honey,” she said as she kissed Alex’s cheek. He didn’t respond, she walked across the bedroom to the en-suite. She got into the shower and turned it on, as she washed herself, she had flashbacks to night before. Thinking of how all the guys had fucked her in every hole they could, how they took turns pushing her to her limits, then how they joined together to push her further. She remembered how good it felt and started to feel excited. She slid a finger from...

1 year ago
  • 0
  • 15
  • 0

Gina learns about BDSM

Gina’s taleIt was Friday night and Gina Lytham entered Shelia’s bar looking to find another submissive to play with.  While she herself was an inexperienced Dominatrix, she felt she was ready to train a slave.  Three months earlier, Gina found on the internet a coupon for 25% off an item at Shelia’s boutique, and since her husband Karl was coming home that weekend she thought she would surprise him wearing something sexy.  Karl worked for one of the oil companies in the Gulf of Mexico and...

1 year ago
  • 0
  • 16
  • 0

Gina

Gina.Gina was a married neighbor that had a white mother and a Portuguese father. She was mid thirties, 5’6” and a toned 145 lbs. Brown curly hair, brown eyes and dark olive skin. Besides Gina’s white smile, her best features were her small waist, big round ass and hints of a large bust. Gina didn’t mind wearing tight jeans but always wore floppy loose tops to hide what was there. The way she tried to hide them made me even more interested in finding out what she had.Her husband was Dan. Dan...

3 years ago
  • 0
  • 21
  • 0

Gina

Gina was a married neighbor that had a white mother and a Portuguese father. She was mid thirties, 5’6” and a toned 145 lbs. Brown curly hair, brown eyes and dark olive skin. Besides Gina’s white smile, her best features were her small waist, big round ass and hints of a large bust. Gina didn’t mind wearing tight jeans but always wore floppy loose tops to hide what was there. The way she tried to hide them made me even more interested in finding out what she had. Her husband was Dan. Dan...

3 years ago
  • 0
  • 17
  • 0

Gina 3 The Promotion

Gina was very happy knowing her lover and neighbor Jake had given her a baby 3 1/2 months ago and now she wants her husband Dan to step up and be a better provider for her and her baby. Gina made a point of telling Dan repeatedly that he needs to promote. She was no longer the dependant wife lucky to have a place to live. She realized that she has the upper hand in the marriage now, no matter what happens Dan was going to take care of her and Jake's baby from now on. She decided Dan...

2 years ago
  • 0
  • 12
  • 0

Gina becomes a prostitute

A woman is lying on the bed - her eyes half open a smile on her face and her legs spread wide. She is a matronly woman with soft face and lines around her eyes and forehead. She has nice lips. She is naked except the open robe that is bunched under her. There are bite marks all over her body, on her large pendulous breasts and round aereoles, on her belly and even on her thighs. Between her legs her shaved vagina is still pulsating, her large labia is open and thick white liquid is making its...

1 year ago
  • 0
  • 17
  • 0

Gina Is My Bridesmaid

Gina Is My Bridesmaid By Janis Elizabeth It was about a year before my wedding that I started noticing that my clothes and makeup were not quite in the same place, as I knew that I had left them. Sometimes my lingerie in my dresser appeared to be slightly rearranged or refolded. I also noticed that sometimes a dress or a blouse would not be situated properly on a hanger in my closet or would be hung in a different spot. At first, I...

2 years ago
  • 0
  • 14
  • 0

Gina Execution

STATE OF Pacifica DEPARTMENT OF CORRECTIONS Pacifica Women?s Correctional Institute - Sing Sing EXECUTION REPORT Prisoner ID No. 00-9375079 Name: Gina {last name deleted} Date of Birth: September 9, 2068 Crime(s): Adultery (third offense) Sentence: Death by Electrocution Height: 5?5? Measurements: 30B-23-25 Hair: Brunette Eyes: Blue GINA?S Execution All executions in Pacifica are carried out at the State Penitentiary at Sing Sing in our new electric chair. Gina was its...

2 years ago
  • 0
  • 17
  • 0

Gina

Now Gina is 36yrs. 5'7" about 118lbs. married with two k**s a boy 10yrs. and a girl 17yrs. her and her husband Tom live a good safe life married 20yrs. both work good high paying jobs nice home the total package. There sex life is good not great but good. Friday at the start of the day Connie a girl at work comes in all happy and ask everyone to the bar after work she is getting married, Gina thinks I know Tom would not like me to go but why not I'll be home early it'll be fun, so she calls...

1 year ago
  • 0
  • 17
  • 0

Gina and Friends

We had decided to move to the countryside and had settled on a cottage in a sleepy village in Yorkshire. Well, that was what we thought. Over time, we slowly got to know the locals. There was something about certain individuals that didn’t come across as sleepy; in fact just the opposite.Gina was one of them, she owned the cottage just three doors away from us, but it took a while before Robert and I decided to find out what she would think of us. Gina knew everyone, absolutely everyone. Men...

Swingers
3 years ago
  • 0
  • 16
  • 0

Gina based on a true encounter

GinaThe story of Gina is true, although I have changed her name. The first thing to know about me is that my name is Vince; at the time I was happily married with two teenage k**s a boy and a girl. I had been using the internet for year or two and had discovered the joys of using chat rooms to make new friends. Occasionally getting to web cam with them or trade pictures. All of this I took with a pinch of salt as I knew there where many fakes. I could usually spot them by their inconsistencies...

3 years ago
  • 0
  • 19
  • 0

Ginas Vegas trip Part 1

It started, the way my last Gina Fantasy started-with an email from Gina inviting her BULLS to a "special event". We were instructed to meet at a small airport in the Port Angeles area about 10 a.m. at hanger number 6. with two days of cloths and-get this-our balls full of sperm. Oh well, no jerking off to Gina videos before the trip. I arrived a few minutes early, but already Gina's herd of bulls was gathering. As we introduced of our selfs, I was struck by Gina's collection of sperm bulls....

2 years ago
  • 0
  • 11
  • 0

Gina and Rick Part 1

Gina woke as the sun shone through the crack in her drapes. As she lay there her thoughts drifted back to last night and her date with Rick. They had had a lovely evening where they had talked and laughed after which he had dropped her at her front door, kissed her gently on the lips and watched as she walked in and closed it behind her. The thought gave her butterflies in her stomach and she smiled to herself. She hadn’t felt like this for a long time and she was glad that Rick was taking it...

3 years ago
  • 0
  • 11
  • 0

Gina and Rick Part 1

Gina woke as the sun shone through the crack in her drapes. As she lay there her thoughts drifted back to last night and her date with Rick. They had had a lovely evening where they had talked and laughed after which he had dropped her at her front door, kissed her gently on the lips and watched as she walked in and closed it behind her. The thought gave her butterflies in her stomach and she smiled to herself. She hadn’t felt like this for a long time and she was glad that Rick was taking it...

Straight Sex
2 years ago
  • 0
  • 12
  • 0

Gina

BOB`s side When I first met Gina I liked what I saw short bubbly blonde with big tits , we went to her local pub , and like all true gentlemen I treated to lunch , and what surprised me but pleased me as well was her willingness to drink a pint with me , I thought to myself , play it cool boy you`re going to do well with this one. I have over the years had many conquests it`s not just getting in her knickers its managing to change the woman`s preconceived notions, ( I`m a good...

3 years ago
  • 0
  • 14
  • 0

Gina 2

Gina and I had been having our clandestine affair for just over six months, spending as much time together as possible without arousing suspicion, generally a couple of hours snatched here and there. Although not perfect, in our circumstances it was all we could sensibly manage and Gina was happy with the arrangement and the sex was as good as ever. Gina would always be in just stockings and heeled shoes and within five minutes of me walking into her house, her lips would be wrapped around my...

Mature
3 years ago
  • 0
  • 13
  • 0

Gina 2

Gina and I had been having our clandestine affair for just over six months, spending as much time together as possible without arousing suspicion, generally a couple of hours snatched here and there. Although not perfect, in our circumstances it was all we could sensibly manage and Gina was happy with the arrangement and the sex was as good as ever. Gina would always be in just stockings and heeled shoes and within five minutes of me walking into her house, her lips would be wrapped around my...

1 year ago
  • 0
  • 19
  • 0

Gina made me a fag boy

Last week me a few of my buddies went to the Mississippi cost for a long weekend of playing golf and fishing.After playing 18 holes of golf and a few cocktails I decided to head back to the resort and not play the nifty little par 3 gold course. It was long night of drinking and gambling and I was a little worn out and headed back to the resort alone.I gabbed a margeritta and layed by the pool after a few minutes I hear this sweet lil voice say , hi, is this lounge chair taken? As I turned...

4 years ago
  • 0
  • 9
  • 0

Gina 4

Gina's daughter Sandra, had been living back at home for just over a month and was keeping out of our way as much as possible, not that we made it easy for her. When at home, Gina would always wear just a pair of stockings and shoes beneath a see through gown, even when I wasn't present and when I was there, I was naked. Sandra just had to live with it. We even fucked a few times when she was present and to really rub her nose in it, Gina even made her watch us once as I drilled her arse. We...

Mature
4 years ago
  • 0
  • 11
  • 0

Gina Ch 03

Late. Very late, or very early, depending on where one is supposed to be at 4:00 in the morning. I’d fully expected to head to my office in just three more hours, but now that was all changed. Gina changed it. Her unexpected arrival at my apartment the night before had opened a pandora’s box. There was no way I could walk into my office with all the thoughts now preoccupying me and still expect to get a lick of work accomplished. Besides, I had other work to take care of now. It was six hours...

3 years ago
  • 0
  • 20
  • 0

Gina the Love Slut Chapter 1 The Beginning

Introduction: My story of how I became Gina the Love Slut. I will start at the beginning. Gina the Love Slut Chapter 1: The Beginning My name is Gina, I am 35 years old and I would like to share with you my sexual adventures. I guess you could call me a slut, as I love having sex. I have been married three times, as the men in my life could not keep up with me. One husband left me just for being a little too kinky for him. I am now married to a man who understands my needs as well as allowing...

1 year ago
  • 0
  • 26
  • 0

Gina Valentina 5400 616000

Gina Valentina is a name in porn that you just have to know. At some point, you've seen this girl or you've her name to some capacity. Gina is a Brazilian pornstar with perky breasts and a very juicy ass on her small frame that makes her incredibly irresistible in multiple ways. Gina is also a girl who enjoys what she loves and isn't shying away from her interests. She enjoys porn and her Twitter is packed full of her naughty adventures (which she is in love with).She's an anime lover who...

Twitter Porn Accounts
1 year ago
  • 0
  • 14
  • 0

Gina Ch 01

[Ring. Ring. Ring.] The telephone interrupted my late evening meditation, stirring me out of my deep state of inner relaxation. After first considering ignoring it, I lifted the receiver. Assuming it was just a wrong number, I prepared to politely remind the caller of his or her error. ‘Hello,’ I almost whispered into the receiver, my mind still dazed from its altered meditative state. ‘Scott?’ a woman responded. I thought the voice seemed familiar, yet wasn’t expecting to hear from anyone...

3 years ago
  • 0
  • 11
  • 0

Gina the Love Slut Chapter 1 The Beginning

My name is Gina, I am 35 years old and I would like to share with you my sexual adventures. I guess you could call me a slut, as I love having sex. I have been married three times, as the men in my life could not keep up with me. One husband left me just for being a little too kinky for him. I am now married to a man who understands my needs as well as allowing me to fulfill them. I will begin my story with growing up at home. I was born in a small town in USA. Mom was only seventeen when...

1 year ago
  • 0
  • 10
  • 0

Gina

Gina goes to the mall for a new dress to wear for her husband's company bash Tom her hubby was being honored for his 25yrs of servers to the accounting company. He started as a mail boy and now was becoming a partner in the firm. Gina was so proud that she had to look just right to support him. As she looked around the new dress store she was seen by Penny who was Tom's biggest rival at work she thought she was the one in line when they picked Tom and was not at all happy to stand aside. ...

1 year ago
  • 0
  • 23
  • 0

Gina Gerson 700 213000

Every now and again, I get Hungry for Hungary. By that, I mean I want to fuck a bitch from the country of Hungary. If you've never fucked a Hungarian bitch, you're missing out. What am I talking about? You've never fucked any bitch, Hungarian or otherwise. That's why you're such a big fan of mine.Hungery for Hungarian OystersThere are many Hungarian porn stars, but few are as attractive as Valentina GinaGerson. This sexy blonde bombshell is to penis what starch is to freshly ironed clothing....

Twitter Porn Accounts
1 year ago
  • 0
  • 26
  • 0

Gina and her horsies1

It was a lovely warm August day, and little Gina had just woken up, thoroughly refreshed, from a lovely dream about big cocks and lots of fucking, and her little pussy was dripping wet, and gagging for some deep penetration, and a good, hard, pounding shag… She sat up in bed, and stretched, and let out a huge yawn. She then swung her legs over the side of the bed, stood up, and toddled off to the bathroom, where she had a pee, and attended to a few other things. After this, she...

2 years ago
  • 0
  • 22
  • 0

Gina and her horsies0

It was a lovely warm August day, and little Gina had just woken up, thoroughly refreshed, from a lovely dream about big cocks and lots of fucking, and her little pussy was dripping wet, and gagging for some deep penetration, and a good, hard, pounding shag… She sat up in bed, and stretched, and let out a huge yawn. She then swung her legs over the side of the bed, stood up, and toddled off to the bathroom, where she had a pee, and attended to a few other things. After this, she...

4 years ago
  • 0
  • 18
  • 0

Ginas Thank You Surprise

I get pretty excited when my company sends me to Cincinnati for the week. I think my wife can sense something and I have been getting a little nervous she might be catching on. Over the last year I have made the trip seven times and on the first trip I met up with Gina a nice 35 year old CD I friended on Xhamster. We started out slow and met for a quickie but the last couple of trips we spent the entire night together feeling more comfortable and excited with each meeting.Gina has always met me...

2 years ago
  • 0
  • 14
  • 0

Ginaacutes Gyno Club part four

Gina and Leslie are lovers. Both live at the campus of a small exclusive university. Tall and strong Leslie lectures there. Gina looked forward to a long hot Summer together in all privacy. However, first day of Summer holiday, Connie - the skinny teen sister of Leslie - came for a long stay. "Privacy lost", the lovers thought.Soon after her arrival the tasty teen got seduced and hot. She fell in love, came fast and lost her virginity. It happened all so beautifully, that a brilliant...

2 years ago
  • 0
  • 10
  • 0

Gina Ch 02

‘Scott, do you remember when we watched ‘Henry and June’?’ Gina’s question was as unexpected as it was oddly-timed. ‘I’ll never forget it,’ I replied, my mind flashing back to the night we watched the film for the first time. It was based on the erotic journals and real-life experiences of the famous writer Anais Nin and focused on her love affair with writer Henry Miller and his wife June Miller. ‘Well Scott, I think I’ve found my Henry and my June,’ Gina responded. As soon as these...

1 year ago
  • 0
  • 10
  • 0

Gina encounters stepdad again

Note: This story is completely fictional! Gina lie in her bed thinking about what just happened between herself and her step dad. She felt dirty, humiliated. Why didn’t she try harder to resist. She hated herself for enjoying the fuck so much. It was morning and Gina had not slept much that night, she lied in bed until late that morning and her mother had already gone to the office. She was waiting until Peter had also left but he seemed to be lingering in the house, perhaps waiting for her to...

Incest
3 years ago
  • 0
  • 12
  • 0

Gina

The plane was about to land. All I could think about for the last five hours was Gina. I kept thinking about what she would be wearing and what she said the last time we met. Gina is about 15 years younger than I. She worked for me a few years ago when I hired her right out of college. I will never forget her first day in the office. She was wearing an off-white blouse with a short navy blue skirt along with 2 inch heels. Her brown hair glistened and her smile could light up a room. I always...

2 years ago
  • 0
  • 9
  • 0

Gina

The plane was about to land. All I could think about for the last five hours was Gina. I kept thinking about what she would be wearing and what she said the last time we met. Gina is about 15 years younger than I. She worked for me a few years ago when I hired her right out of college. I will never forget her first day in the office. She was wearing an off-white blouse with a short navy blue skirt along with 2 inch heels. Her brown hair glistened and her smile could light up a room. I always...

Straight Sex
3 years ago
  • 0
  • 13
  • 0

Gina 3

It was mid afternoon when I arrived home. Gina and I had been together for six months and we’d decided it was time for my parents to know about us and we were going to go together, but on the way Gina had second thoughts. I stopped the car and we discussed the matter before eventually deciding it may be better if I went alone so that if things became nasty, Gina wouldn’t bear the brunt of any verbal abuse. I turned the car round and drove Gina home and then made the journey home alone. As I...

2 years ago
  • 0
  • 16
  • 0

Ginaacutes Gyno Club part zero

Gina´s Club is founded in part one. When we meet Gina she´s just 18. Graduated two weeks before. That was her biggest party so far. Now it´s her birthday early Summer. She invited all her best girlfriends, even Leslie, who´d already taken her MA last month. And some boys from class and sports of course. But after trying two of the most promising and being steady with them for a few months, she´d lost most of her interest for them. As always, Leslie stunned Gina with her looks, confidence and...

3 years ago
  • 0
  • 10
  • 0

Gina 3

It was mid afternoon when I arrived home. Gina and I had been together for six months and we'd decided it was time for my parents to know about us and we were going to go together, but on the way Gina had second thoughts. I stopped the car and we discussed the matter before eventually deciding it may be better if I went alone so that if things became nasty, Gina wouldn't bear the brunt of any verbal abuse. I turned the car round and drove Gina home and then made the journey home alone. As I...

Mature
4 years ago
  • 0
  • 10
  • 0

Gina the 55 year old submissive part 2

Currently on the couch in the tv room Jeff was facefucking his 50something mom Sharon for the 3rd time today , she hadnt swallowed yet so now was time for her dessert he smiled . Ummmh ummmh the blonde with saggy tits said as her pervert son/master used her face like a pussy. Sharon was collared , leashed,with nipple rings & 8inch spiked heels . She hadnt seen her husband in 48hours since Jeff & she had come down to her former basement. They had fucked, smoked some pot , drank some beer...

3 years ago
  • 0
  • 18
  • 0

Ginaacutes Gyno Club part one

Of course, Gina became a student at the small but very prestigeous and long time liberal - maybe even libertine - famous university in Ohio, where Leslie after her MA with honours, immediately was appointed as an assistent professor.Although they split up as a couple after her first year there, they were still best friends for ever and passionate lovers. Entering their third Summer as intimate girlfriends, they looked forward to another hot Summer of love between them and with their mutual...

1 year ago
  • 0
  • 10
  • 0

Gina

I love having sex with older women. I find they're usually so much better at it than their younger counterparts, plus they don't go gossiping to their friends after you've fucked them and quite a few of them are very grateful, especially the less attractive ones. I don't care myself, as long as they're over forty and not too fat, then they are fair game. My first oldie was a teacher from school. Miss Shaw was her name, Helen Shaw. She was fifty when I fucked her and still a miss. I was twenty...

Mature
3 years ago
  • 0
  • 17
  • 0

Gina

It all began in August, a couple of weeks before school started. I was going to be a senior, and while I understood the importance of that fact, I was unimpressed. First, I was not going to go off to college. My grades were good, but certainly not stellar, which they would have had to be for me to get a scholarship. Failing that, my parents could not afford anything more than community college. I was also seriously considering the military as a way of making enough money to go. Second, I was...

2 years ago
  • 0
  • 9
  • 0

Gina the Girl Scout and Pitbull PeteChapter 2

Gina Valentina is my younger sister by about eighteen months and I am almost eighteen but still shy of that magic moment when I had the right to say no and be an adult without need of supervision. I was still in the explorer scouts and was planning to enter the military as soon as I graduated which would be in less than ninety days. Enough of that this story is not about me. This story is about Gina and her constant companion Pitbull Pete. I have to tell you that Pitbull Pete is an ugly...

2 years ago
  • 0
  • 19
  • 0

Ginaacutes Gyno Club part two

In part one Leslie founded Gina´s Gyno Club. She came home from jogging to find her ten years younger sister Connie coming first time, by the continued kisses on her pussy of her own favourite love, feminine petite Gina. Leslie kisses Gina on her lips to smell her sister. "Hmmm, you taste so sweet, Connie honey! My dears, I´ll jump under the shower. Gina my love, please pull open another good Bordeaux. We have something to celebrate: our Club! ;-)". Obediently Gina opened a bottle of a good...

4 years ago
  • 0
  • 11
  • 0

Gina wants only anal

My lovely wife had travelled far away from town to visit some old friends; so I could enjoy home alone just for some days.I had been chatting during night time with a married lady.She loved to cheat on her husband, just because he was a loser.Then finally I accepted her invitation to meet at a restaurant.Her name was Gina. She was a sensual good looking woman in her late forties; red hair and nice green eyes. She had long legs to die for; round buttocks, tight waist. She looked as a perfect...

1 year ago
  • 0
  • 17
  • 0

Ginaacutes Gyno Club part three

After part two, the three dear girlfriends fell asleep in each others arms.Gina was so excited that she´s drank half the bottle of Bordeaux on the evening of their first threesome. Leslie had downed two large glasses and her ten years younger sister Connie drank only her first ever glass of Bordeaux.Saturday morning Gina woke up as last, from the sound of the sisters splashing in the shower. She soon joined them. Again they indulged in long loving mutual fondling till all were tired from...

1 year ago
  • 0
  • 22
  • 0

Ginas Retro Tit Torture

                                                                  GINA’S RETRO TIT TORTURE  Back in the late seventies my ex-wife spent a few weeks in the LA area. This was a couple years before we met and were married. Her older cousin had an apartment there and invited her out west, she was told there was a lot of work in movies and modeling and should get there as soon as she turned 18. Turns out the cousin was actually working for a sleazy escort service and Gina found out when she arrived...

3 years ago
  • 0
  • 11
  • 0

Gina gives the perfect blowjob

Gina and I were going to dinner so we had planned to meet at her apartment at six. I drove over and let myself in. "Hey, I'm here," I said as I entered but she was nowhere to be seen. Looking around her living room toward the kitchen I tried to spot her. "In the bedroom," she said, "I'm finishing something up that you might enjoy seeing." I stopped as I entered the bedroom. Gina was spread eagle on the bed. Her beautiful pussy visible from the door. Her black pubic hair was trimmed to extenuate...

Straight Sex
1 year ago
  • 0
  • 13
  • 0

Gina

As in my other story. Rudy my longtime friend was caught cheating by his wife,Gina. He paid the price of haveing to watch me fuck his wife and fuck her ass. Couple months have gone by, I keep in touch with Rudy, seeing if he is still fucking around on Gina. He swears he isnt,but is makeing excuses why he isnt comeing home on weekends for awhile. Gina is very suspious, cant blame her. So we decide to take a road trip,she wants to know if he is lieing! 3 hours later Gina and I check in to a...

1 year ago
  • 0
  • 18
  • 0

Ginaacutes Gyno Club part six

Gina´s Gyno Club waited for its first new girl, eager to earn membership by becoming a woman there. Young teen Connie was the first to lose her virginity at the hands and kisses of Gina. Her experience was the reason the Club was founded.Connie became first honorary member at age 15, at the start of Summer. After Summer holiday she would check among her girlfriends ... Tight tall Tina maybe? She felt warm for her class-mate, who shared her skinny long-legged locust´s looks. Before holiday Tina...

4 years ago
  • 0
  • 13
  • 0

Gina the 55 year old submissive

Chapter 1 Jeff was smoking a joint as a fifty year old blonde with large tits with a bit of a sag sucked on his 10 inch prick. He was casually watching a video where this 20 year old guy was dominating two ladies in their fifties. Tonight he was gonna do that , so he was watching to get some ideas. As his mom Sharon kept sucking his dick , he called out to his stepdad to get him a beer . Philip like Bill (Gina's husband ) was now also a cuckold and only got off by watching his wife...

2 years ago
  • 0
  • 26
  • 0

Gina Discovers Something About Her Stepmother

My boyfriend and I were out at a party and I was a little drunk when he drove me home. My father was away on a business trip and my stepmother was asleep. I snuck my boyfriend into the house and we fooled around on our living room couch. We really didn’t have the money to get a hotel room. We had to be quiet, so my stepmother didn't hear us. We kissed deep and passionately. Eric stood up and removed his shoes and his pants. He pulled my skirt up around my waist and pulled my panties down to my...

Taboo

Porn Trends